Sabtu, 05 April 2014

Indonesia sebentar lagi melaksanakan pesta demokrasi Indonesia yaitu PEMILIHAN UMUM atau biasa disingkat PEMILU, ternyata pemilu pertama kali diadakan pada tahun 1955. Berikut sejarah pemilu dari Pemilu 1955 sampai 2014.

1. Pemilu 1955

Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah pemilu yang pertama kali diIndonesia, Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratis
Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII khususnya pimpinan Kartosuwiryo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman.
Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota MPR dan Konstituante. Jumlah kursi MPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi MPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat pemerintah.
Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan PM Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Burhanuddin Harahap.
Hasil pemilu tersebut ada empat partai besar yang mendominasi kursi MPR dan Konstituante yaitu :
a. Partai Nasional Indonesia (PNI) mendapatkan 57 kursi MPR dan 119 kursi Konstituante (22,3 persen)
b. Masyumi 57 kursi MPR dan 112 kursi Konstituante (20,9 persen)
c. Nahdlatul Ulama (NU) 5 kursi MPR dan 91 kursi Konstituante (18,4 persen)
d. Partai Komunis Indonesia (PKI) 39 kursi MPR dan 80 kursi Konstituante (16,4 persen)
Sedangkan Jatah Kursi Konstituante dalam Pemilu 1955 ada 514 kursi dan diwakili oleh 34 partai termasuk 28 partai yang mendapat kursi MPR.

2. Pemilu 1971
Pemilu berikutnya diselenggarakan pada tahun 1971, tepatnya pada tanggal 5 Juli 1971. Pemilu ini adalah Pemilu pertama setelah orde baru, dan diikuti oleh 9 Partai politik dan 1 organisasi masyarakat.
Pemilu tersebut diselenggarakan secara serentak dengan memilih anggota DPR, DPRD tingkat I dan II.
10 Partai politik dan ormas yang ikut dalam Pemilu 1971 berdasarkan nomor urutnya :
1. Partai Katolik
2. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
3. Nahdlatul Ulama
4. Partai Muslimin Indonesia (Parmusi)
5. Golongan Karya (Golkar)
6. Partai Kristen indonesia (Parkindo)
7. Partai Murba
8. Partai Nasional Indonesia
9. Perti
10. IPKI
Golkar merupakan pemenang pemilu 1971 dengan mayoritas 34.348.673 suara dan 236 kursi DPR lalu disusul Nahdlatul Ulama, PNI, Parmusi dan PSII dalam lima besar.
Pasca-Pemilu 1971, tepatnya pada tahun 1973 terjadilah fusi/penggabungan 9 partai pemilu 1971 menjadi 2 partai yaitu Partai Persatuan Penbangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). PPP merupakan penggabungan dari 4 partai Islam yaitu Nahdlatul Ulama, PSII, Perti, dan Parmusi. Sedangkan, PDI merupakan fusi dari 5 partai yaitu PNI, Partai Murba, IPKI (ketiganya partai sekular), Parkindo, dan Partai Katolik (keduannya partai azas keagamaan).

3. Pemilu Orde Baru (1977 - 1997)
Pemilu pada zaman orde baru ini diikuti hanya 3 peserta (PPP, PDI, dan Golkar). pemilu-pemilu tersebut diselenggarakan pada zaman presiden Soeharto dan diikuti pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 (5 kali). Pada pemilu 1997 terjadi kontroversi yaitu Kerusuhan Mei 1997 di Banjarmasin dan aksi golputnya Megawati Soekarnoputri, yang gagal jadi ketua umum PDI yang rezimnya tak diakui pemerintah.

4. Pemilu 1999
Pemilu ini diadakan pertama kali pasca-runtuhnya Orde Baru. Pemilu diadakan pada 7 Juni 1999 di bawah pemerintahan BJ Habibie. dan diikuti oleh 48 parpol termasuk Partai Golongan Karya (dulunya Ormas pada zaman orde baru), PDI Perjuangan (Partai yang diketuai oleh Megawati pasca insiden PDI  27 Juli 1996), Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa (partai yang dideklarasikan oleh para kyai NU salah satunya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur), Partai Amanat Nasional (partai yang didirikan oleh para tokoh nasional salah satunya Amien Rais), Partai Keadilan (Partai Islam yang didirikan oleh para mahasiswa muslimin, kini Partai Keadilan Sejahtera), Partai Bulan Bintang, Partai Keadilan dan Persatuan (kini PKP Indonesia), Partai Nasional Indonesia (di pemilu ini ada 3 PNI yaitu PNI-Supeni, PNI-Front Marhaenis, dan PNI-Massa Marhaen), Partai Demokrasi Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia (2 partai dengan nama PSII dan PSII-1905) dan Masyumi (dengan nama Partai Politik Islam Indonesia Masyumi).
Partai yang menjadi 10 besar dalam pemilu 1999 yaitu PDI-Perjuangan, Partai Golkar, PPP, PKB, PAN, Partai Bulan Bintang, Partai Keadilan, Partai Nahdlatul Ummat, Partai Demokrasi Kasih Bangsa, dan PKP. Walaupun PDI-P meraih suara terbanyak (dengan perolehan suara sekitar 35 persen), yang diangkat menjadi presiden bukanlah calon dari partai itu, yaitu Megawati, melainkan dari PKB, yaitu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (Pada saat itu, Megawati hanya menjadi calon presiden). Hal ini dimungkinkan untuk terjadi karena Pemilu 1999 hanya bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD, sementara pemilihan presiden dan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR.

5. Pemilu 2004
Pemilu 2004 merupakan pemilu paling rumit dalam sejarah demokrasi yang melakukan debut untuk memilih Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Presiden - Wakil Presiden. Pemilu tersebut diikuti 24 Partai politik. Parpol yang mendapatkan 10 besar dalam pemilu ini adalah Partai Golkar, PDI-Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Bintang Reformasi (PBR) dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama di mana para peserta dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden pilihan mereka. Pemenang Pilpres 2004 adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Pilpres ini dilangsungkan dalam dua putaran, karena tidak ada pasangan calon yang berhasil mendapatkan suara lebih dari 50%. Putaran kedua digunakan untuk memilih presiden yang diwarnai persaingan antara Yudhoyono dan Megawati yang akhirnya dimenangi oleh pasangan SBY
Pergantian kekuasaan berlangsung mulus dan merupakan sejarah bagi Indonesia yang belum pernah mengalami pergantian kekuasaan tanpa huru-hara. Satu-satunya cacat pada pergantian kekuasaan ini adalah tidak hadirnya Megawati pada upacara pelantikan Yudhoyono sebagai presiden.

6. Pemilu 2009
Pemilu ini diikuti oleh 38 parpol nasional dan 6 partai lokal Aceh untuk tambahan partai dalam pemilihan DPRD. 9 Parpol yang mendominasi kursi DPR yaitu Partai Golkar, PDI-P, PPP, PKB, PAN, Partai Demokrat, PKS, Partai Gerindra dan Partai Hanura. Partai Demokrat merupakan pemenang pemilu 2009 dan SBY-Boediono menjadi presiden dan wapres dari 2009-2014

7. Pemilu 2014
Pemilu yang sebentar lagi ini merupakan pemilu yang diikuti 12 partai politik nasional dan 3 partai lokal aceh yaitu Partai NasDem, PKB, PKS, PDI-Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, Partai Hanura, PBB, dan PKP Indonesia (partai nasional). Maraknya beberapa tokoh penting yang mencalonkan diri sebagai capres seperti Dahlan Iskan, Joko Widodo, Rhoma Irama, dll.




0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!